K3 (Keselamatan Kerja) memiliki beberapa langkah pengendalian resiko. Karena Resiko dalam sistem pekerjaan memang selalu ada dan harus dikendalikan, dan nilai resikonya harus di turunkan agar tidak mengakibatkan terjadinya kontak atau kecelakaan pada pekerja. Dalam keselamatan kerja menurut laman Darmawan Saputra di kenal beberapa urutan pengendalian resiko, yakni :
Primary Control (Engineering Controls) Pengendalian resiko dengan primary control dilakukan dengan cara-cara yakni menyingkirkan bahaya (eliminasi), Ganti dengan yang lebih aman (Substitusi), dan rekayasa engineering (engineering) Contoh :
Secondary Control (Pengendalian Administrasi) Bila primary control tidak dapat menyingkirkan resiko dengan cara keseluran dan masihlah tersisa resiko sisa, maka perlu pengendalian yang lain. Hirarki setelah itu yaitu pengendalian dengan cara administrasi. Contoh pengendalian administrasi yaitu penyusunan pola gilir kerja (shift), hal semacam ini mempunyai tujuan untuk kurangi lamanya paparan pada pekerja. Diluar itu, contoh yang lain yaitu pemasangan rambu-rambu yang memberi info baik larangan, keharusan, maupun info yang lain. Tertiary Control (Prosedur) Langkah pengendalian setelah itu yaitu dengan membikinkan referensi kerja, hingga pekerja dapat melakukan pekerjaan dengan cara benar. Referensi kerja dapat berbentuk SOP maupun JSA. APD (Alat Pelindung Diri) APD adalah pengendalian yang paling akhir, APD hanya berperan untuk kurangi tingkat keparahan saja dan tidak pernah menyingkirkan bahaya. Pekerja disarankan untuk selalu menggunakan alat pelindung seperti pakaian keselamatan, sepatu safety terbaru, helm keselamatan dan lainnya, Hingga banyak praktisi K3 menilainya pengendalian memakai APD yaitu pengendalian yang sekurang-kurangnya efisien dan cara paling akhir bila pengendalian-pengendalian sebelumnya masihlah tersisa resiko (residual risk) Dari ilustrasi gambar di atas kalau urutan pengendalian makin ke bawah makin tidak efisien, hal semacam ini karena kalau semua pengendalian yang dilakukan bila masihlah memerlukan pengawasan dan masihlah menggantungkan pada kesadaran pekerja maka pengendalian tidak akan efisien. Sebagai contoh prosedur kerja, meskipun telah banyak prosedur kerja yang di buat tetapi masihlah memerlukan pengawasan untuk meyakinkan pekerja menjalankannya. APD telah diharuskan, tetapi di ruang kerja apakah semua pekerja telah sadar memakainya? masihlah perlu orang lain yang mengawasi, meskipun beberapa perusahaan sangatlah berbudaya K3.
0 Comments
Leave a Reply. |
Desain GrafisJasa Archives
February 2024
Categories |